Fungsionalisme di Amerika Serikat
Nama : Multi Lativa Putri
NIM : 2210321012
Hari/tanggal : Senin/14 Oktober 2022
Psikologi di Amerika Serikat belum ada sebelum dikemukakan oleh Titchener dan William James. James McKeen Cattell mengatakan sejarah psikologi di Amerika Serikat yang ada sebelum tahun 1880 diibaratkan buku yang isinya singkat. Sejauh menyangkut psikolog, Amerika Serikat saat itu seperti surga karena tidak ada jiwa yang bermasalah. Kesimpulannya, sebelum tahun 1880, orang-orang beranggapan bahwa ilmu psikologi dan psikolog tidak dibutuhkan karena mereka merasa tidak ada kesehatan jiwa orang yang terganggu.
Catter berasumsi bahwa psikologi eksperimental adalah psikologi yang nyata. Titchener setuju dan menyatakan bahwa psikologi eksperimental harus terpisah dari filsafat khususnya dari teologi. Permasalahan dari argumen Cattell dan Titchener adalah mereka mengabaikan bahwa psikologi eksperimental tumbuh dari psikologi noneksperimental; dan karena itu untuk memahami yang pertama, seseorang harus memahami yang terakhir. Menurut deskripsi Sahakian (1975) terdapat empat tahap psikologi AS, yaitu :
· Tahap pertama
Pada awal tahun 136 tahun filsafat moral dan mental , psikologi dimasukkan ke dalam topik seputar etika, ketuhanan, dan filsafat. Pengetahuan tentang psikologi hanya sebatas “menyangkut masalah jiwa”. Bahkan di universitas seperti Harvard ilmu psikologi digabungkan dengan pelajaran agama. Jadi mempelajari psikologi seperti mempelajari teologi yang diterima setiap hari, tidak ada yang mempertanyakan. Filosofi Locke memberikan dasar untuk logika dan psikologi yang dapat digunakan untuk mendukung keyakinan agama seseorang. Roback mengatakan ini periode, “Psikologi ada demi logika, dan logika demi Tuhan”.
· Tahap kedua
Selama tahap filsafat intelektual, psikologi menjadi disiplin tersendiri dalam Amerika Serikat, sebagian besar di bawah pengaruh Filsafat Akal Sehat Skotlandia. Filosofi Akal Sehat Skotlandia berpendapat bahwa tidak ada yang bisa diketahui dengan pasti dan moral tidak lebih dari kebiasaan mental. Filsuf Skotlandia seperti Thomas Reid (1710-1796) tidak setuju. Ia mengatakan bahwa informasi sensorik dapat diterima secara realisitis. Filosofi akal sehat memiliki implikasi yang jelas bagi teologi: Keberadaan dan sifat Tuhan tidak perlu dibuktikan secara logis karena ini menyangkut kepercayaan setiap orang.
· Tahap ketiga
Selama masa kebangkitan AS, psikologi dibebaskan dari agama dan filsafat dan menjadi ilmu sendiri. Pada tahun 1886, John Dewey menerbitkan Psikologi menggambarkan ilmu baru yang bersifat empiris. Lalu pada tahun 1887 terbit edisi pertama dari American Journal of Psychology. Semua peristiwa tersebut menandakan awal dari psikologi, yaitu menekankan perbedaan antar individu, adaptasi terhadap lingkungan dengan kata lain, psikologi sangat relevan dengan teori evolusi. Hal tersebut menjelaskan mengapa Amerika Serikat begitu subur sebagai dasar untuk fisiognomi, frenologi, mesmerisme, dan spiritualisme untuk membantu individu menjalani kehidupan yang lebih efektif.
· Tahap keempat.
Sahakian (1975) menandai dimulainya fungsionalisme pada tahun 1896 dalam publikasi artikel John Dewey "The Reflex Arc in Psychology". Hal lain yang menandai awal fungsionalisme dimulai pada tahun 1890, ketika James menerbitkan Principles of Psychology yang menda
2. Pergantian strukturalisme menjadi fungsionalisme.
Aliran strukturalisme pertama kali dikemukakan oleh
Wilhelm Wundt. Strukturalisme dari Wundt menekankan proses menganalisis atau melihat kesadaran dari elemen dasar dan hukum antar elemen kesadaran. Selain elemen dasar, kesadaran juga dipandang sebagai elemen utama dari kehidupan mental atau spiritual. Segala sesuatu tentang manusia berasal dari kesadaran. Manusia dalam aliran ini dipelajari dengan metode introspeksi berdasarkan pengalaman sadar yang terdapat di dalamnya elemen- elemen kesadaran yang bersifat subyektif menurut pengalaman tiap subyek. Dalam aliran ini pula dikaji mengenai sensasi dan persepsi dan penjelasan bagaimana keduanya berasosiasi.
Kajian fungsionalisme mengubah arah struktur asli kesadaran manusia menjadi fungsi kesadaran manusia. Aliran fungsionalisme menyatakan bahwa proses mental manusia, proses sensorik dan juga pemikiran ketika melakukan sesuatu adalah cara organisme beradaptasi dengan lingkungannya (Schultz, 2014). Aliran fungsionalisme muncul dari kritik terhadap psikologi strukturalis Wundt dan Tichener.
Kaum fungsionalis ingin memahami fungsi pikiran. Mereka percaya bahwa proses mental memiliki fungsi untuk membantu organisme dalam beradaptasi dengan lingkungan. Ketertarikan fungsionalis pada "mengapa" dari proses mental
dan perilaku mengarah langsung ke kepedulian dengan motivasi. Para fungsionalis lebih tertarik pada apa yang membuat organisme berbeda satu sama lain dari pada
apa yang membuat mereka serupa.
· Fungsionalis paling berpengaruh
- William James
Prinsip William
James yaitu bahwa tujuan ilmu Psikologi bukanlah menemukan elemen-elemen kesadaran, tetapi lebih menekankan pada studi tentang kehidupan individu saat mereka beradapatasi menggunakan lingkungannya, belajar hal-hal baru berdasarkan lingkungan, dan menemukan solusi berdasarkan permasalahan secara efisien.
Berdasarkan konsep aliran kesadarannya, James menentang mereka yang mencari unsur pemikiran. Menurut James, kesadaran bersifat pribadi. Ini mencerminkan pengalaman seseorang individu. Kesadaran juga bersifat kontinu, selektif, dan tujuan kesadaran memungkinkan kita beradaptasi dengan cara “memilih”. Menurut James, pencerahan itu berkesinambungan dan tidak dapat dibagi - bagi.
a. Habit dan Insting
James yakin pola perilaku naluriah yang baru dari sebuah organisme, bisa berkembang sepanjang hidup. James menyebutnya Habit (kebiasaan), yang berarti aktivitas yang dilakukan berulang kali. Pengulangan tersebut menyebabkan jalur saraf yang sama untuk, dari, dan dengan otak jadi lebih melekat. Hal itu membuat energi (semangat) lebih mudah melalui jalur saraf itu. Habit itu penting sekali dalam masyarakat. Karena sebagai perantara konservatif paling berharga. Dengan membentuk habit yang baik, kita bisa menjadikan sistem saraf kita sebagai 'sahabat' bukannya malah menjadi musuh.
b. Diri Sendiri
James menggambarkan diri sendiri menjadi sebuah objek, dalam tiga bagian, yaitu :
1. The material self : Setiap objek/materi kepunyaannya kita. Misal, tubuh, keluarga, properti, dsb.
2. The social self : Seseorang akan mempunyai social self sebanding dengan banyaknya orang yang kenal dengan dirinya dan sebanyak orang yang pernah memikirkan dia.
3. The spiritual self : Menyangkut seluruh emosi yang bertautan dengan kondisi kesadaran seseorang. Hal ini berarti menyangkut pula pengalaman realitas subjektif seseorang.
c. Emosi
James membalikkan kepercayaan tradisional bahwa emosi adalah hasil dari persepsi suatu peristiwa. Sebagai contoh, secara tradisional diyakini bahwa jika kita melihat beruang, kita akan ketakutan dan lari. Menurut James, hal pertama dalam kondisi emosi tentu ada manifestasi tubuh, dan pernyataan yang lebih rasional adalah bahwa kita mungkin melihat beruang, dan menilai yang terbaik saat itu adalah lari.
d. Kemauan
Menurut teori perilaku ideo-motor James, gagasan tentang tindakan tertentu menyebabkan tindakan itu terjadi. Dia percaya bahwa dalam sebagian besar kasus, ide tindakan sukarela mengalir segera dan otomatis (refleks) ke dalam perilaku.Bqgi James, tindakan sukarela dan usaha mental tidak dapat dipisahkan. Ide- ide berbagai kemungkinan perilaku dipertahankan dari pengalaman sebelumnya, dan ingatan mereka adalah prasyarat untuk perilaku sukarela.
e. Pragmatisme
Menurut pragmatisme, yaitu landasan fungsionalisme, kepercayaan, pemikiran, atau perilaku harus dinilai dari konsekuensinya. Menurut sudut pandang pragmatis, kebenaran adalah sesuatu yang harus diukur dengan efektivitas dalam keadaan yang berubah. James melihat pragmatism sebagai cara kompromi antara dua pandangan dunia. Menurut pragmatisme, tidak ada ide, metode, filsafat, maupun agama yang seharusnya diterima atau ditolak kecuali atas dasar kegunaan.
- Hugo Munsterberg
Lahir pada 1 juni 1863, Munsterberg merupakan anak dari pebisnis kaya dan artis serta musisi terkenal. Ia tertarik dalam banyak bidang selama hidupnya, dan mulai tertarik dengan psikologi semenjak belajar di Universitas Leipzig, setelah mendengar kuliah dari Wundt. Pada umur 22 tahun, ia menjadi asisten peneliti Wundt. Munsterberg juga menggantikan William James menjadi direktor dari Laboratorium Universitas Harvard atas permintaan dari James sendiri. Kemudian pada taun 1898, Munsterberg terpilih sebagai presiden dari America
Psychological Association serta kepala divisi filsafat di Harvard. Lalu di tahun 1900, ia mempublikasikan Basic of Psychology yang ia dedikasikan kepada James. Munsterberg merasa kesal dengan James karena sikap liberalnya terhadap psikologi dan filsafat. Hal yang paling mengganggu munsterberg adalah penerimaan James terhadap psychoanalysis, fenomena fisik, dan mistisisme agama kepada bagian dari psikologi. Menurut Munsterberg hal mistik dan psikologi adalah hal yang berbeda dan tidak dapat disatukan. Meski memiliki banyak perbedaan dengan James, Munsterberg tetap produktif di bidang psikologi. Ketertarikannya berubah kepada pengaplikasian praktik dari aturan psikologi. Menurutnya para psikolog harus mencoba untuk mengungkapkan informasi yang bisa digunakan dalam dunia nyata. Dengan usahanya Munsterberg menciptakan hal yang sekarang disebut Psikologi Terapan.
Psikologi Terapan Munsterberg
a. Psikologi Klinis
Munsterberg menerapkan "perawatan" yang utamanya terdiri dari menyebabkan pasiennya berharap untuk membaik. Namun perawatan ini hanya bekerja pada kasus adiksi alkohol, adiksi narkoba, fobia, dan disfungsi seksual. Perawatan ini tidak bekerja pada psikosis. Selain itu Munsterberg juga menerapkan reciprocal antagonism yaitu memperkuat pemikiran yang berlawanan dengan pemikiran yang menyebabkan masalah.
b. Psikologi Forensik
Munsterberg adalah orang pertama yang menggunakan aturan psikologi dalam masalah hukum. Menurut munsterberg, saksi mata tidak selalu akurat dalam menyampaikan kejadian. Stress dan sugesti dapat merubah persepsi. Selain itu interogasi yang kasar akan menyebabkan pengungkapan palsu karena fokus akan berubah menjadi menyenangkan interogator. Pemikirannya ini dipublikasikan dalam buku On the Witness Stand. Dalam buku ini ia menjelaskan hal yang dapat mengungkapkan kebohongan seperti observasi perubahan denyut nadi dan pernafasan. Hasil observasi ini kemudian diikuti oleh orang lain dan digunakan sebagai landasan alat tes kebohongan.
c. Psikologi Industri
Psikologi industri dipercayai dimulai dari publikasi buku Vocation and Learning serta Psychology and Industrial Efficiency oleh Munsterberg. Buku ini memuat seleksi anggota, metode peningkatan efisiensi kerja, serta teknik marketing dan pengiklanan.
- Mary Whiton Calkins
Calkins merupakan salah satu murid Munsterberg saat Munsterberg menjadi supervisor pelajar psikologi di Harvard. Namun Calkins hanya bisa belajar di Harvard sebagai pelajar tidak terdaftar. Saat belajar dan mendatangi seminar di Harvard, Calkins juga bekerja di laboratorium Universitas Clark. Penelitiannya mengenai mimpi ditampilkan dalam pertemuan America Psychology Association di tahun 1892 dan kemudian dipublikasikan pada tahun 1893. Tulisannya mengenai asosiasi ide dari seminar dengan James juga dipublikasikan pada tahun 1892.
Pada tahun 1894-1895 Calkins bekerja di laboratorium Harvard dengan Munsterberg. Selama bekerja di Laboratorium Harvard, Calkins meneliti faktor yang mempengaruhi memori. Dari penelitiannya, ia menciptakan teknik asosiasi berpasangan yang masih dipakai hingga sekarang. Teknik ini digunakan untuk mempelajari pengaruh dari frekuensi, resensi dan kejelasan dalam memori. Kemudian fokus Calkins berganti menjadi self-psychology. Calkins mendefinisikan psikologi sebagai studi mengenai kesadaran, fungsi dan pengalaman diri yang ada di dalam hubungan dengan orang lain.
- Granville Stanley Hall
Hall sangat tertarik dengan teori evolusi. Perasaaannya yang kuat mengenai teori evoluasi ini, ia menyatakan bahwa dibandingkan fisika, teori evolusi seharunya digunakan sebagai model atau acuan dalam ilmu ilmiah. Ia percaya bahwa evolusi ini tidak hanya mengenai perkembangan genetik pada spesies manusia namun jugaperkembangan dari tiap individu. Oleh karena itu Hall percaya bahwa tiap individu semasa hidupnya mengulangi seluruh tahapan evolusi dari spesies manusia. Pemikiran ini disebut dengan recapitulation theory.
Di tahun 1904, Hall mempublikasikan 2 volume dari buku dengan judul "Adolescense : Its Psychology and Its Relations to Physiology, Antrhopology, Sociology, Sex,Crime, Religion, and Education. Isi dari buku ini sangat luas, diantaranya pertumbuhan, perkembangan bahasa, penyakit masa kecil, kebersihan, kenakalan remaja, berbohong, pamer, rasa takut, rasa penasaran, dan pertemanan.
· Fungsionalis dari university of Chicago
- John Dewey (1859 – 1952)
John Dewey merupakan seorang guru besar di Universitas Chicago. Pada tahun 1886 ia menulis buku berjudul “Psychology” yang berisi tentang cara orang Amerika mempelajari psikologi dengan mengutamakan pragmatism. Menurut John Dewey Psikologi bermakna bila ia memiliki nilai-nilai prakmatis Pragmatisme membuat pemikiran tentang kegunaan dari jiwa lebih penting dari pada mencari pengertian mengenai jiwa itu sendiri. John Dewey meyakini bahwa tidak ada orang yang berpikir hanya untuk berpikir saja. Berdasarkan hal tersebut, Dewey menyatakan bahwa tingkah laku itu adalah satu kesatuan antara aksi dan reaksi. Tingkah laku seharusnya dipelajari dalam konteks, signifikansi tingkah laku tersebut bagi individu untuk beradaptasi terhadap lingkungannya, bukan dipelajari atau dianalisis dalam bentuk yang artifisial (stimulus- respon). . Hal itu Dewey manifestikan ke dalam ilmu pendidikan dengan teori “Learning by Doing”.
- James Rowland Angell (1869 – 1949)
James Rowland Angell terkenal dengan Tiga topik utama Psikologi Fungsional dalam karyanya “The Province of Functional Psychology” yang membedakan antara psikologi fungsional dan struktural. Menurut James dalam karyanya, Psikologi fungsionalisme adalah psikologi operasi mental atau aktifitas bekerjanya mental, dimana ini berlawanan dengan psikologi strukturalisme yang menekankan pada elemen-elemen mental.Tugas dari fungsionalisme yaitu untuk menemukan bagaimana proses mental bekerja, apa yang diselesaikan, dan dalam kondisi apa hal itu terjadi. Psikologi fungsionalisme menjelaskan tentang keguganaan dasar dari kesadaran. Kesadaranlah yang menjadi perantara antara kebutuhan organisme dan lingkungan. Menurut James, Psikologi fungsionalisme adalah psikologi yang bersifat psychophysical (hubungan fisik-psikis) atau keseluruhan organisme yang terdiri dari badan dan jiwa dan menekankan pada hubungan keseluruhan organisme dengan lingkungannya.
· Fungsionalis dari university of Columbia
- James Mckeen Cattell (1860 – 1944)
Cattel merupakan seorang guru besar di Universitas Colombia. Ia memiliki pandangan bahwasannya manusia dianggap sebagai suatu kesatuan. Fungsionalisme tidak perlu deskriptif tentang tingkah laku, karena yang paling penting adalah fungsinya. Fungsionalisme mempelajari korelasi antar sesama tingkah laku maupun tentang antar tingkah laku dengan yang terjadi di lingkungan. Pemikiran ini menyebabkan berkembangnya fungsionalisme di Eropa. Sehingga merangsang tumbuhnya cabang-cabang ilmu psikologi yang baru seperti: psikologi fisiologi, psikologi abnormal, psikologi klinis, psikologi industri, psikologi pendidikan, dan sebagainya.
Cattell mendapatkan perbedaan individual dapat dipelajari tanpa metode introspeksi. Ia melakukan percobaan dengan menemukan apa yang disebut kapasitas mental. Pada tahun 1890, ia memperkenalan istilah tes mental sebagai istilah baru dalam literatur psikologi. Pengenalan ini dilakukannya dalam sebuah sebuah artikel yang ia tulis. Masih dalam tahun 1890, Cattel mengembangkan sebuah tes psikologi. Tes ini kemudian digunakan dalam proses pemilihan dan penempatan karyawan. Atas penemuan Cattell tersebut ia menciptakan alat-alat pengukuran kapasitas dan kemampuan individu yang sekarang kita ketahui sebagai Psikotest. Cattell juga merupakan salah satu pelopor dari psikometri. Jenis pengukuran psikologi yang dirintisnya adalah pengukuran kepribadian. Ia meyakini bahwa pengukuran merupakan bagian penting dari sejarah ilmu pengetahuan.
- Robbert Sessions Woodworth (1869 – 1962)
Robert Sessions Woodworth lulus dari Amherst College di Massachusetts. Dia kemudian mengajar matematika dan sains di sekolah menengah selama dua tahun dan kemudian matematika di Washburn College selama dua tahun lagi. Setelah membaca buku Prinsip James, dia memutuskan untuk pergi ke Harvard untuk belajar dengan James. Setelah menerima gelar masternya pada tahun 1897, ia tetap bekerja di laboratorium fisiologi Harvard. Woodworth kemudian pindah ke Columbia dan memperoleh gelar doktor pada tahun 1899 di bawah pengawasan Cattell.
Psikolog fungsionalistik, Woodworth tertarik pada apa yang orang lakukan dan mengapa mereka melakukannya. Ia tertarik pada motivasi yang dinamakan sebagai psikologi dinamis. Ia dikenal karena memperkenalkan formula perilaku Stimulus-Organism-Response (SOR). Sebuah tinjauan tinjauan Psikologi Umum, yang diterbitkan pada tahun 2002, menempatkan Woodworth sebagai psikolog ke-88 yang paling banyak dikutip pada abad ke-20, diikat dengan John Garcia, James J. Gibson, David Rumelhart, Louis Leon Thurstone, dan Margaret Floy Washburn. Mengembangkan teori S-R, Woodworth mempelajari dinamika hubungan S- R. Seperti bagaimana terjadinya hubungan dan perkembangan dari hubungan itu dalam situasi yang terus berubah. Woodworth berpendirisn bahwa metode introspeksi masih tetap perlu dipergunakan untuk mempelajari motivasi, yaitu hal yang mendasari sebuah tingkah laku. Woodworth juga percaya bahwa psikolog harus menerima informasi yang valid tentang manusia tidak peduli darimana asalnya.
- Edward Lee Thorndike (1874 – 1949)
Thorndike terkenal karena eksperimennya dengan pembelajaran coba-coba. Thorndike mendapat gelar sajrana pada tahun 1895 di Universitas Wesleyan, Connecticut. Ia mengaku tidak pernah mendengar kata psikologi sampai tahun pertama di Wesleyan. Setelah Wesleyan, Thorndike pergi ke Harvard dimana dia mendapat gelar master pada tahun 1897. Setelah mendapat gelar masternya di Harvard, Thorndike mendapat beasiswa di Columbia dimana, seperti Woodworth, dia bekerja dibawah pengawasan Cattell. Disertasi doktoralnya, berjudul “Animal Intelligence: An Experimental Study of the Associative Processes in Animals,” diterbitkan pada tahun 1898 dan diterbitkan ulang pada tahun 1911 sebagai kecerdasan hewan. Tesis Thorndike adalah yang pertama dalam psikologi dimana nonmanusia dijadikan sebagai subjek.
Thorndike juga menyatakan bahwa prinsip dasar dari belajar akan meninbulkan hasil tertentu. Teori ini disebut sebagai S-R, stimulus – response. Dalam teori ini mengatakan bahwa makhluk hidup memiliki cara belajar pertama kali dengan cara coba-coba. Dalam cara coba-coba ini, Thorndike mengemukakan beberapa hukum:
a. The Law of
Effect (Hukum Efek): intensitas hubungan antara Stimulus dan Response akan meningkat apabila hubungan ituu diikuti oleh keadaan yang menyenangkan.
b. The Law of
Exercise (Hukum Latihan): hubungan antara Stimulus-Response juga dapat ditimbulkan atau didorong melalui latihan yang berulang-ulang.
3. Digantikannya fungsionalisme oleh Behaviorisme Fungsionalisme tidak mati sebagai sekolah seperti strukturalisme tetapi di serap. Menurut Chaplin dan Krawiec (1979), sebagai sudut pandang sistematis , fungsionalisme adalah kesuksesan yang luar biasa, tetapi sebagian besar karena keberhasilan ini , fungsionalisme tidak lagi menjadi aliran psikologi yang berbeda. Itu di serap kedalam psikologi arus utama. Tidak ada nasib yang lebih bahagia yang bisa menunggu sudut pandang psikologis apa pun. Demikianpula, Hilgard (1987) mengatakan bahwa Fungsionalisme menurun sebagai sekolah yang diakui, dihancurkan oleh keberhasilannya dan sebagian oleh keberhasilan keturunan intelektualnya, behaviorisme.
Komentar
Posting Komentar