Humanistik
NIM : 2210321012
Hari / tanggal : Senin/ 28 Oktober 2022
Dosen Pengampu :
• Mafaza, Msc
• Amatul Firdausa Nasa, M.Psi., Psikolog
• Diny Amenike, M.Psi., Psikologi
Konsep Humanistik
Manusia bisa memilih untuk menjalani hidupnya dengan nilai kemanusiaan yang tinggi daripada dikendalikan oleh pengaruh bawah sadar seperti konsep behaviorisme dan psikoanalisis. Pendekatan aliran humanistik lebih menekankan kepada kualitas positif seseorang, kemampuan pertumbuhan positif, dan kebiasaan untuk menentukan nasib mereka.
Sejarah Berkembangnya Aliran Humanistik
• Pada 1920 dan 1930-an, sekolah-sekolah dari strukturialisme, fungsionalisme, behaviorisme, Psikologi Gestalt, dan psikoanalisis hadir berdampingan dan mengejar tujuannya masing-masing.
• Pada pertengahan dari abad ke 20, sekolah strukturialisme menghilang, dan fungsionalisme serta Psikologi Gestalt telah kehilangan kekhasannya sebagai sekolah akibat diasimiliasikan ke sudut pandang lain.
• Pada 1950 dan 1960-an, hanya behaviorisme dan psikoanalisis yang masih bertahan sebagai sekolah tentang pikiran.
• Seiring berjalannya waktu, pengetahuan tentang manusia yang diberikan oleh behaviorisme dan psikoanalisis dilihat sebagai sesuatu yang tidak lengkap, berantakan, atau keduanya. Oleh karena itu dibutuhkan pandangan baru dari Psikologi, yang tidak menonjolkan pikiran maupun tubuh manusia, melainkan jiwa dari manusia.
• Pada awal 1960-an, sebuah kelompok terdiri dari psikolog yang diketuai Abraham Maslow menciptakan sebuah pergerakan yang disebut third-force psychology.
• Para psikolog dari third-force psychology mengatakan bahwa dua aliran lain yang berkembang, menghiraukan beberapa hal penting tentang manusia.
• Menurut mereka, sesuatu yang hilang dari kedua aliran tersebut adalah informasi yang akan membantu seseorang yang sudah sehat menjadi lebih sehat lagi, maksudnya yaitu agar manusia dapat meraih dan memaksimalkan seluruh potensinya.
• Walaupun third-force psychology menjadi sangat populer, kepopulerannya itu mulai redup pada 1980-an. Meskipun begitu, ia tetap dan masih berpengaruh dalam Psikologi kontemporer.
Secara Fenomenologi
fenomenolog mengacu pada metodologi apa pun yang berfokus pada pengalaman kognitif saat terjadi, tanpa berusaha mengurangi pengalaman itu ke bagian-bagian komponennya.
1. Menurut Franz Brentano (1838 - 1917)
ia dan rekannya focus pada tindakan psikologis seperti menilai, mengingat, mengharapkan, meragukan, takut, berharap, atau mencintai.Dalam merek fenomenologi Brentano, konsep intensionalitas sangat penting. Brentano percaya bahwa setiap tindakan mental mengacu pada sesuatu di luar dirinya misalnya,"Itu sepotong kue yang enak." . Fenomenologi Brentano berperan penting dalam perkembangan eksistensialisme modern, terutama melalui pengaruhnya terhadap Edmund Husserl.
2. Menurut Husserl
Husserl percaya bahwa fenomenologi dapat digunakan untuk membuat jembatan objektif antara dunia fisik luar dan dunia subyektif bagian dalam. Husserl percaya bahwa fenomenologi bisa melampaui analisis intensionalitas .Tapi, selain analisis intensionalitas, Husserl mengusulkan jenis fenomenologi yang berkonsentrasi pada cara kerja pikiran yang tidak bergantung pada dunia fisik.
Husserl menyebut fenomenologi kedua ini dengan fenomenologi murni, dan tujuannya adalah untuk menemukan esensi dari pengalaman sadar. Fenomenologi Husserl diubah menjadi psikologi eksistensial yang tertarik pada sifat keberadaan manusia oleh muridnya Martin Heidegger.Heidegger sendiri juga seorang fenomenolog seperti Husserl , tetapi Heidegger menggunakan fenomenologi untuk memeriksa totalitas keberadaan. Fenomenologi murni Husserl segera berkembang menjadieksistensialisme modern. Sedangkan Husserl terutama tertarikpada epistemologi dan pada esensi fenomena mental, eksistensialis tertarik pada sifat keberadaan manusia.
Kesimpulan :
Para eksistensialis menggunakan fenomenologi untuk mempelajari baik pengalaman penting yang dimiliki manusia atau pengalaman yang dimiliki individu saat mereka menjalani hidup mereka (pengalaman seperti ketakutan, ketakutan, kebebasan, cinta, kebencian, tanggung jawab, rasa bersalah, keajaiban, harapan, dan putus asa).
3. Abraham Maslow (1808 - 1970)
Ia diakui sebagai orang yang paling bertanggung jawab untuk membuat psikologi humanistik cabang formal psikologi. Maslow lahir pada 1 April di Brooklyn, New York. Selama hidupnya, Maslow membenci kedua orang tuanya. Tetapi kemudian, ia memilih untuk berdamai dengan sang ayah. Berbeda dengan ayahnya, Maslow enggan memaafkan ibunya karena beliau adalah orang yang kejam dan cuek. Menariknya, Maslow termotivasi membuat karyanya setelah menilik kebenciannya pada sang ibu. Prinsip dasar psikologi humanistik menurut Abraham Maslow adalah :
a. Mempelajari manusia dengan manusia dan bukan hewan.
b. Realitas subyektif adalah pedoman utama bagi perilaku manusia.
c. Mempelajari individu lebih informatif dibandingkan mempelajari kesamaan kelompok.
d. Penelitian harus mencari informasi yang akan membantu memecahkan masalah manusia.
Kemudian Maslow mengeluarkan teori yang Bernama Hierarki Kebutuhan. Menurut Maslow, kebutuhan manusia diatur dalam hierarki. Semakin rendah kebutuhan dalam hierarki, semakin mendasar kebutuhan mereka dan semakin serupa dengan kebutuhan hewan lain. Semakin tinggi kebutuhan dalam hierarki, semakin jelaslah manusiawi mereka. Teori Hierarki Kebutuhan ini diilustrikan sebagai sebuah piramida.
4. Carl Rogers
a. Perkembangan diri
Rogers meyakini jika ada kekuatan yang tumbuh dalam diri setiap orang yang mana secara alami akan mendorong proses individu menjadi lebih kompleks, otonom, ekspansi, sosial, serta secara keseluruhan semakin mengaktualisasi diri.
b. Struktur kepribadian
berisi tentang cara seorang individu melihat dirinya sendiri yang disebut konsep The Self. Konsep ini dibagi menjadi 2, yaitu real self dan ideal self
c. Dinamika kepribadian
Rogers berpendapat, setiap individu memiliki kekuatan untuk mendorong aktualisasi diri hingga dapat mendorong potensi seorang individu ke tahap yang lebih optimal sehingga menghasilkan individu yang inovasi, kreatif, dan lainnya.
Kritik Rogers terhadap aliran humanistik
Sama halnya dengan aliran - aliran yang lainnya, psikologi humanistic juga mendapatkan kritis atas kelemahannya.
1. Psikologi humanistik mengabaikan sifat sains dengan menegaskan bahwapsikologi ilmiah tidak peduli tentang atribut yang lebih tinggi. Padahal, masalahnya adalah kita belum siap untuk menerima peraturan yang dibuat, seperti seseorang harus mempelajari suatu bahasa sebelum membuat puisi.
2. Definisi tentang manusia yang ditawarkan oleh para psikolog humanistik adalah definisi yang disukai yang ditemukan selama berabad-abad dalam puisi, sastra, atau agama. Ini merupakan suatu mitos yang tidak didukung oleh fakta-fakta yang telah dikumpulkan oleh psikologi yang lebih objektif.
3. Psikologi humanistik mengkritik behaviorisme, psikoanalisis, dan psikologil Imiah secara umum, tetapi ketiga aliran tersebut telah memberikan kontribusi yangg Signifikan terhadap perbaikan kondisi manusia. Dengan kata lain, ketiganya telah melakukan hal yang ditetapkan oleh psikologi humanistik sebagai salah satu tujuana Utamanya.
4. Jika psikologi humanistik menolak metodologi ilmiah tradisional sebagai alatn Untuk mengevaluasi deksripsi tentang manusia, apa yang digunakan untukm enggantikannya? Jika penalaran saja yang akan digunakan, usaha ini tidak bolehs Disebut sebagai psikologi tetapi akan lebih tepat diberi label filsafat atau bahkan agama.
5. Dengan menolak penelitian pada hewan, psikolog humanistik berpaling dari sumber pengetahuan yang sangat berharga tentang manusia. Tidak menggunakan wawasan teori evolusi dalam mempelajari perilaku manusia.
Komentar
Posting Komentar