Pengaruh Darwin dan Perkembangan Tes Mental

Nama               : Multi Lativa Putri

NIM                 : 2210321012

Hari/tanggal     : Senin/24 Oktober 2022

Dosen Pengampu : 
• MafazaMsc
• Amatul Firdausa Nasa, M.Psi., Psikolog
• Diny AmenikeM.Psi., Psikologi

·         Teori Evolusi Darwin

Gagasan bahwa bumi dan organisme hidup berubah secara sistematis dari waktu ke waktu sudah ada sejak zaman Yunani. Karena Yunani merupakan negara maritim, maka berbagai macam bentuk kehidupan dapat diamati disana. Oleh karena itu, seiring perkembangan yang cenderung ke arah objektivitas, banyak orang Yunani mengembangkan teori evolusi yang belum sempurna. Tetapi, Plato dan Aristoteles tidak percaya pada revolusi. Bagi Plato, jumlah bentuk murni alam tetap dan tidak berubah selamanya. Bagi Aristoteles, jumlah spesies tetap dan transmutasi dari satu spesies ke spesies lain tidak mungkin dilakukan. 

 

Terhadap kepercayaan Plato dan Aristoteles tersebut, orang Kristen mengartikan penciptaan sejumlah spesies,termasuk manusia dan juga jumlah spesies tersebut hanya dapat diubah oleh tindakan Tuhan, bukan oleh kekuatan alam. Catatan religius tentang asal usul spesies ini masih ada hingga zaman modern. 

Pada abad ke-18 ada beberapa individu terkemuka mendalilkan teori evolusi, termasuk kakek Charles Darwin, yaitu Erasmus Darwin (1731-1802), beliau percaya bahwa satu spesies secara bertahap dapat menjadi spesies lain.

·         Tokoh – tokoh yang mengendalikan teori Evolusi

1.      Jean Lamarck (1744-1829) 

Dalam bukunya Philosophie Zoologique (1809/1914), naturalis Prancis, Jean Lamarck mencatat bahwa bentuk awal fosil dari berbagai spesies menunjukkan perbedaan dari bentuknya sekarang, oleh karena itu beliau mengatakan bahwa spesies berubah seiring waktu. Lamarck menyimpulkan bahwa perubahan struktural pada tumbuhan dan hewan dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Dan juga dapat dipengaruhi oleh keturunan atau yang disebut sebagaiteori warisan dari karakteristik yang didapat, contohnya jika spesies dewasa sering berlari atau latihan lainnya maka dia akan memiliki otot yang bagus karena itu keturunan spesies dewasa ini akan lahir dengan otot yang sangat berkembang dan meningkatkan peluang hidup mereka. Sedangkan, spesies dewasa yang tidak cukup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan sulit bertahan dan karena itu dia tidak akan menghasilkan keturunan. Jadi, menurut Lamarck karakteristik suatu spesies akan berubah seiring dengan perubahan kegiatan yang dilakukannya untuk kelangsungan hidup.

2.      Herbert Spencer (1820-1903)

Herbert Spencer lahir di kota Industri Derby, Inggris, dan beliau tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Spencer tertarik pada psikologi dan teori evolusi sepenuhnya dikarenakan apa yang dibacanya selama ini, salah satu buku yang sangat berpengaruh yaitu buku John Stuart Mill 'Sistem Logika'(1843/1893). "Pendidikan" Spencer juga ditingkatkan oleh sekelompok kecil intelektual yang berteman dengannya.

·         Pandangan Spencer tentang evolusi

Spencer menerapkan gagasan evolusi tidak hanya pada hewan tetapi juga pada pikiran manusia dan masyarakat. Menurut Spencer, semua yang ada dimulai dari satu kesatuan yang tidak terdiferensiasi. Melalui evolusi, terjadi diferensiasi sehingga sistem menjadi semakin kompleks. Kemudian fakta bahwa manusia sekarang memiliki sistem saraf kompleks memungkinkan untuk berasosiasi lebih banyak, karena semakin besar jumlah asosiasi yang dibuat suatu organisme, maka semakin cerdas organisme tersebut. Sistem saraf kita yang sangat kompleks memungkinkan kita membuat rekaman peristiwa neurofisiologis (dan mental) yang akurat di lingkungan kita, dan kemampuan ini kondusif untuk kelangsungan hidup. 

Teori Spencer merupakan perpaduan antara empirisme, asosiasiisme, dan nativisme karena dia percaya bahwa asosiasi yang diperoleh dari pengalaman diturunkan ke keturunannya. Untuk mengikat teorinya dengan teori Lamarck, maka dalam asosiasiisme Spencer menambahkan teori evolusi Lamarck. Dia menyatakan bahwa asosiasi yang sering digunakan diturunkan kepada keturunan sebagai naluri atau refleks. Bagi Spencer, naluri tidak lebih dari kebiasaan yang kondusif bagi kelangsungan hidup generasi sebelumnya.

·         Prinsip Spencer Bain

Spencer mengandalkan prinsip kedekatan dalam penjelasannya tentang bagaimana asosiasiterbentuk. Sintesis Spencertentang prinsip kedekatan dan teori evolusi disebut"asosiasiisme evalusioner". Ada pendapat yang mengatakan bahwa frekuensi atau probabilitas beberapa perilaku meningkatjika diikuti oleh peristiwa yang menyenangkan dan menurun jika diikuti oleh peristiwa yang menyakitkan, yang dikenal sebagai Prinsip Spencer - Bain. Prinsip ini menjadi landasan koneksionisme Thorndike dan perilaku operan Skinner.

·         Darwinisme Sosial

Spencer mengatakan bahwa manusia mencapai kesempurnaan itu tergantung pada masalah waktu. Dan menurut Spencer prinsip evolusi berlaku untuk masyarakat serta individu. Penerapan Spencer terkait gagasannya tentang kelangsungan hidup orang yang paling cocok dalam masyarakat disebut Darwinisme Sosial. Menurut Spencer, jika prinsip evolusi dibiarkan beroperasi secara bebas, maka semua organisme hidup akan mendekati kesempurnaan, termasuk manusia. Spencer menekankan keyakinannya bahwa masyarakat, seperti individu akan mendekati kesempurnaan jika kekuatan alam dibiarkan beroperasi secara bebas. Darwinisme Sosial sangat dihargai oleh para industrialis Amerika Serikat. Kemudian, Andrew Carnegie mengatakan pendapatnya bahwa teori evolusi (Darwinisme Sosial) menggantikan agama tradisional.

3.      Charles Darwin (1809-1882)

Charles Darwin lahir pada 12 Februari 1809 di Shrewabury, Inggris. Secara akademis, saat usia 16 tahun Darwin masuk sekolah Kedokteran di Universitas Edinburgh. Kemudian, dia dipindahkan ke Universitas Cambridge. Dimana disaat akan mendekati kelulusan tahun 1831 catatan akademis Darwin masih biasa-biasa saja. Kecintaan Darwin pada entomologi (studi tentang serangga) membawanya berhubungan dengan profesor botani dan geologi di Cambridge, yang mengajari dia melakukan penelitian lapangan. Ada sebuah petualangan yang diikuti Darwin yang diberi nama Anjing Pemburu.

·         Perjalanan dari anjing pemburu

Henslow menyarankan agar Darwin menggantikan posisinya yang saat itu akan ditunjuk sebagai naturalis di atas kapal. Ada beberapa fakta yang tidak biasa tentang perjalanan ini (1831-1836), yaitu : 

1. Kapten kapal, Robert Fitz-Roy yang merupakan seorang yang sangat percaya pada kisah penciptaan dalam Genesis, menginginkan seorang naturalis untuk ikut serta sehingga bukti dapat dikumpulkan. FitzRoy juga menyangkal gagasan evolusi.

2. Setelah Darwin membaca Sir Charles Lyell 'Prinsip Geologi' di atas kapal, hal itu membuatnya meragukan catatan alkitabiah, yang padahal sebelumnya dia mempercayai penjelasan alkitabiah tentang penciptaan (Monte, 1975).

3. Kapten FitzRoy menerima fisiognomi dan hampir menolak Darwin sebagai 'Anjing Pemburu' Naturalis karena bentuk hidung Darwin. 

·         Kembali ke Inggris

Pengamatan Darwin tetap terputus-putus, tetapi dia mendapatkan prinsip untuk mengikatnya bersama yang didapat dari bacaan Thomas Malthus's yaitu 'Esai Tentang Prinsip Kependudukan' (1798/1914). Dari pengamatan Malthus menyimpulkan bahwa persediaan makanan dan ukuran populasi tetap seimbang oleh peristiwa-peristiwa seperti perang, kelaparan, dan penyakit. Darwin menghiasi konsep Malthus dan menerapkannya kepada hewan dan tumbuhan selain manusia. 

·         Teori evolusi Darwin

Adanya 'survival of the fittest' yang berarti konsep berjuang untuk bertahan hidup. Misalnya, jika jerapah kekurangan makanan, maka hanya jerapah dengan leher cukup panjang yang bisa mencapai sedikit daun yang tersisa di pohon tinggi yang akan bertahan dan berkembang biak. Dengan demikian, selama makanan masih langka maka jerapah dengan leher pendek akan cenderung punah. Jadi, adanya seleksi alam pada keturunan suatu spesies. 

Darwin menggunakan Fitur Adaptif sebagai fitur yang kondusif untuk kelangsungan hidup di suatu lingkungan. Darwin juga percaya bahwa evolusi terjadi begitu saja dan tidak ada arah atau tujuan yang terlibat. Di buku 'Tentang Asal-usul Spesies', dilanjutkan 'The Descent of Man' Darwin menyatakan bahwa manusia maupun kera merupakan produk evolusi dari keturunan nenek moyang primata yang sama dan jauh. 

 

Dalam buku Darwin yang berhubungan langsung dengan psikologi yaitu salah satunya 'Ekspresi Emosi pada Manusia dan Hewan' (1872/1988), Darwin menyatakan bahwa emosi manusia adalah sisa sisa emosi hewan yang dulunya diperlukan untuk keberlangsungan hidup. Darwin juga mengatakan dengan mengamati wajah seseorang maka kita dapat menentukan emosi seseorang. Darwin selanjutnya mempengaruhi psikologi, ketika ia mengamati perkembangan putra pertamanya, William (lahir 1839), dengan cermat dia mencatat ketika berbagai refleks dan kemampuan motorik pertama kali muncul serta berbagai kemampuan belajar. Laporan Darwin (1877) ini merupakan salah satu contoh pertama psikologi anak.

·         Pengaruh Darwin

Teori Darwin adalah revolusioner. Topik populer dalam psikologi kontemporer mengungkapkan pengaruh Darwin yang kuat, yaitu : Psikologi Perkembangan, Psikologi Hewan, Psikologi Komparatif, Psikologi Pembelajaran, Tes dan Pengukuran, Emosi, Genetika Perilaku, Psikologi Abnormal, dan berbagai topik lain di bawah judul psikologi terapan. Darwin menunjukkan bahwa mempelajari perilaku setidaknya sama penting dengan mempelajari pikiran. Ada sejumlah kepercayaan Darwin yang dianggap salah atau dipertanyakan, yaitu : 

1. Orang primitif kontemporer adalah penghubung antara primata dan manusia modern (orang Eropa) dan karena itu mereka lebih rendah. 

2. Wanita secara intelektual lebih rendah dari pria. 

3. "Darwinian Sosial" memiliki beberapa manfaat. 

4. Kebiasaan lama menjadi naluri yang diwariskan. 

Kemudian, dampak langsung teori evolusi, pada tahun 1975 Edward Wilson menerbitkan 'Sosiobiologi : Sintesis Baru', yang mencoba menjelaskan perilaku sosial organisme, termasuk manusia dalam istilah teori evolusi. Dengan memodifikasi definisi Darwin terkait keberlangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi individu, sosiobiologi menjelaskan kebugaran ditentukan oleh seberapa sukses seseorang dalam mengabadikan gen tetapi belum tentu seberapa sukses seseorang dalam menghasilkan keturunan. Dipersenjatai dengan konsepsi kesesuaian inklusif, sosiobiolog menjelaskan hal-hal seperti cinta, altruisme, peperangan, agama, moralitas, sistem perkawinan, strategi pemilihan pasangan, strategi mengasuh anak, xenofobia, perilaku agresif, nepotisme, dan indoktrinabilitas. Sosiobiologi sekarang disebut psikologi evolusi dan sangat populer dalam psikologi kontemporer.

4.      Sir Francis Galton 

Galton lahir pada 16 Februari 1822 di Birmingham, Inggris. Galton menemukan daerah Namibia beserta petanya di Afrika. Beliau menyukai hal mengenai pengukuran (measure), dengan beberapa temuannya dalam pengukuran, yaitu seperti : 

1. Mengukur dan memprediksi cuaca 

2. Menggunakan sidik jari sebagai identifikasi personal

3. Mengukur efektivitas berdoa 

4. Menentukan negara mana yang terdapat banyak perempuan tercantik 

5. Mengukur tingkat kebosanan dalam pembelajaran science (ilmiah)

 

Galton menyatakan bahwa perbedaan individu itu penting dan harus diukur dan dikategorikan. Berikut penemuan Galton antara lain : 

1. Pengukuran Kecerdasan : Menyatakan kecerdasan sebagai bagian dari ketajaman sensorik. Dimana kecerdasaan diturunkan melalu garis keturunan (genetik). 

2. Eugenika : Mencetuskan ide mengenai selective breeding eugenics (eugenika pemuliaan selektif) untuk memperbaiki keturunan organisme hidup melalui pembiakan selektif genetika. 

3. Kontroversi Pemeliharaan Alam :Galton menggunakan metode quesioner untuk melakukan penelitian dalam menulis buku English Men of Science : Their Nature and Nurture (1874), yang menyatakan bahwa level kecerdasan seseorang memang dipengaruhi oleh keturunan, tetapi juga harus didukung dengan lingkungan yang mendukung dan baik. Galton mendirikan Laboratorium Anthropometric untuk mengukur perbedaan individu yang nantinya digunakan untuk mengukur kecerdasan sesaorang. Dan hal tersebut merupakan salah satu awal adanya tes mental dalam psikologi.

4.Konsep Korelasi : Berdasarkan penelitian Galton, ia menemukan fenomena regresi menuju mean. Dan juga memperkenalkan median sebagai nilai pusat (central tendency).

 

·         Kontribusi Dalton untuk Psikologi

Galton meliputi studi tentang pertanyaan pengasuhan alam, penggunaan kuesioner, penggunaan tes asosiasi kata, studi kembar, studi perumpamaan, pengujian kecerdasan, dan pengembangan teknik korelasional. Dimana dalam karyanya kita melihat perhatian pada perbedaan individu dan ukuran mereka, perhatian yang merupakan refleksi langsung dari pengaruh teori evolusi Darwin.

 

·         Pengujuan Intelijen Setelah Galton

1.      James McKeen Cattel

Lahir pada 25 Mei 1860 di Easton, Pennsylvania. Penemuannya banyak dipengaruhi oleh Wundt dan Galton. Kemudian, ketika penelitian waktu reaksi bersama Wundt, ia menyadari hasil penelitiannya berbeda dengan peneliti lainnya. Dimana, Cattel mencetuskan bahwa ada 10 tes yang harus diberikan kepada publik dan 50 tes untuk mahasiswa. 

 

2.      Alfred Binet

Lahir pada 11 Juli 1857 di Nice, Prancis. Binet melakukan research tentang hipnotisme dan menyatakan bahwa hipnotisme mampu memanipulasi gejala dan sensasi (yang dihasilkan subjek) dengan menggerakkan magnet ke area-area tertentu dan juga merubah rasa takut menjadi hal yang disukai subjek. Binet melakukan penelitian mengenai proses mental pada anak dengan objek studinya adalah kedua anak perempuannya yang hasilnya ia tulis dalam buku The Experimental Study of Intelligence (1903). Binet juga melakukan penelitian mengenai memori, the nature of childhood fears, kreativitas, realibility of eyewitness testing, graphology, imageless thought. Binet dikenal sebagai Bapak dari psikologi eksperimental di Prancis dan lebih bepengaruh di psikologi Amerika dibanding Wundt (Wolf, 1973).

 

Ada beberapa paham Binet antara lain :

Psikologi Individual . Binet dan Victor Henri menulis artikel mengenai Individual Psychology pada tahun 1896. Studi mereka ini dianggap gagal karena tes memerlukan waktu yang terlalu lama dan penentuan hasil juga membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. 

·         Menilai Kekurangan Intelektual.

Pada 1904, Binet dan Simon membentuk tes yang mengukur perbedaan kecerdasan pada anak normal dan anak dengan keterbelakangan yang dilakukan dengan pengukuran kecerdasan secara langsung (bukan melalui ketajaman sensorik).

·         Kadar Kecerdasan. William Stern merupakan orang yang pertama menggunakan istilah 'mental age' yang ditentukan oleh performa anak dalam Binet-Simon Test. Stern juga menyarankan mental age ini dibagi dengan umur asli seseorang, yang menghasilkan Intelligence Quotient. Kemudian tahun 1916 Lewis Terman menyarankan mengkali hasil bagi tadi dengan 100 untuk menghilangkan desimal dan menyingkatnya dengan sebutan IQ.

 

·         Konsep Kecerdasan Umum

1.      Charles Spearman (1863-1945)

Spearman melakukan sejumlah eksperimen kepada anak anak di sekolah pedesaan, dan hasilnya cenderung menegaskan keyakinan Galton tentang hubungan antara ketajaman sensorik dan kecerdasan. Selanjutnya, Spearman meletakkan dasar yang terjadi pada analisis faktor. Analisis faktor adalah teknik statistik yang kompleks berdasarkan korelasi. Spearman juga menemukan bahwa kecerdasan dapat dijelaskan dengan mendalilkan dua faktor, yaitu faktor spesifik dan faktor kecerdasan umum. Kesimpulan Spearman tentang sifat kecerdasan penting, karena alasan berikut : 

1. Spearman menekankan sifat kesatuan dan kecerdasan

2. Spearman memandang kecerdasan sebagian besar diwarisi

3. Sebagian besar konsepsi

 

Spearman tentang kecerdasan yang dianut oleh gerakan pengujian baru di Amerika Serikat. Artinya pengukuran IQ Spearman g lebih dipandang. 


2.      Cyril Burt

Burt menerima konsep Spearman tentang "g". Menurut Burt, upaya meningkatkan kecerdasan mahasiswa melalui program remedial education tidak membuahkan hasil. Terdapat sebuah skandal dimana dalam biografi tentang Burt, Leslie Hearnshaw (1979) menuduh bahwa Burt telah menerbitkan data palsu yang mendukung kasusnya dengan nama samaran dan diterbitkan dengan rekan penulis yang tidak ada. Menarik untuk dicatat bahwa kesimpulan Burt, baik nyata maupun palsu, pada dasarnya telah dikonfirmasi  oleh peneliti lain, seperti mempelajari anak kembar identik. Tetapi akhirnya, Burt akan lebih banyak mengajarkan kita tentang politik sains daripada tentang sifat kecerdasan.

 

·         Skala Binet Simon

1.      Henry Herbert Goddard

Goddard menerjemahkan skala Binet – Simon ke dalam bahasa Inggris. Meskipun awalnya ia skeptis terhadap skala tersebut, ia merasa skala binet ini sangat efektif dalam mengklasifikasikan anak-anak terkait tingkat keterbelakangan mereka. Goddard kemudian menerjemahkan semua karya Binet dan Simon ke dalam bahasa Inggris dan kemudian menjadi pendukung utama pendekatan Binet untuk mengukur kecerdasan. Namun, meskipun menerima prosedur pengujian Binet, Goddard menerima pandangan Galton-Cattell-Spearman tentang sifat kecerdasan daripada binet. 

·         Studi tentang keluarga kalikak

Goddard memutuskan untuk menyelidiki hubungan antara latar belakang keluarga dan kecerdasan dengan lebih hati-hati. Pada tahun 1911, ia memberikan skala Binet – Simon kepada Deborah Kallikak dan leluhurnya."Kallikak" adalah nama yang dibuat oleh Goddard dari kata-kata Yunani kalos (Bagus) dan kakos (buruk). 

Goddard melaporkan temuannya di Keluarga Kallikak, yaitu Studi tentang Hereditas Pikiran Lemah pada tahun 1912. Penelitiannya diambil sebagai dukungan untuk keyakinan Galtonian bahwa kecerdasan ditentukan secara genetik. Bersama Goddard, beberapa ilmuwan terkemuka pada masa itu mendesak agar mereka yang mengalami keterbelakangan mental dipisahkan dari masyarakat lainnya. Mereka berpendapat bahwa karena orang yang berpikiran lemah tidak dapat diharapkan untuk mengontrol reproduksi mereka sendiri dan anggota masyarakat yang cerdas harus mengontrol hal itu untuk mereka. 

·         Tes mental dan imigrasi

Pada tahun 1905 hingga 1913, jutaan orang bermigrasi dari Eropa ke Amerika Serikat, dan ada kekhawatiran yang berkembang bahwa banyak dari mereka mungkin mengalami gangguan mental. Pertanyaannya adalah bagaimana cara mengetahui hal itu dengan pasti. Pada tahun 1912, komisaris imigrasi mengundang Goddard ke Pulau Ellis untuk mengamati para imigran. Goddard mengklaim bahwa dia dapat mengetahui bahwa banyak dari para imigran tersebut mengalami gangguan mental hanya dengan mengamati karakteristik fisik mereka, tetapi untuk memastikan hipotesisnya itu, Goddard menggunakan skala Binet-Simon. Berdasarkan hasil tes, banyak imigran dicap "cacat mental", dan ribuan dideportasi.

2.      Lewis Madison Terman

·         Tes Stanford-Binet

Terman menemukan bahwa ketika skala Binet-Simon diberikan kepada anak anak AS, hasilnya tidak merata. Artinya, skor rata-rata anak-anak dari berbagai usia lebih tinggi atau lebih rendah dari usia kronologis kelompok usia yang diuji. Misalnya, Terman mengamati bahwa item dari skala Binet-Simon terlalu mudah untuk anak usia 5 tahun dan terlalu sulit untuk anak usia 12 tahun. Hal ini menyebabkan mental usia rata-rata 5 tahun menjadi tinggi dan usia rata-rata 12 tahun menjadi rendah. Bersama dengan HG Childs, Terman menghapus item yang ada dari skala Binet-Simon dan menambahkan item baru hingga skor rata-rata sampel anak-anak adalah 100, berapa pun usianya. Ini berarti bahwa untuk setiap kelompok usia yang diuji, usia mental rata-rata akanmsama dengan usia kronologis kelompok tersebut. Terman dan Childs menerbitkan revisi pertama mereka dari tes Binet-Simon pada tahun 1912, dan pada 1916 Terman sendiri menerbitkan revisi lebih lanjut. Revisi 1916 dikenal hanya sebagai Stanford-Binet. Pada tahun 1916, Terman mengadopsi "rasio intelijen" Stern dan menyarankan agar rasio tersebut dikalikan dengan 100 untuk menghilangkan desimal dan disebut sebagai rasio IQ. 

 

·         Posisi Terman tentang Warisan Kecerdasan

Terman percaya bahwa kecerdasan sebagian besar diwariskan. Lebih lanjut, Terman, seperti Goddard, percaya bahwa kecerdasan yang rendah adalah penyebab dari sebagian besar kriminalitas dan bentuk perilaku antisosial lainnya. Bagi Terman (1916), orang bodoh tidak bisa menjadi orang yang bermoral. Pendapat Terman bahwa IQ adalah ukuran valid dari kecerdasan asli tidak terbantahkan yang kemudian dibantah keras oleh jurnalis Walter Lippman. 

a.       Terman mengidentifikasi anak-anak yang sangat cerdas dan mengamati mereka dalam jangka waktu yang lama agar dapat mengevaluasi keyakinannya bahwa anak-anak dengan IQ tinggi lebih sukses dalam hidup daripada anak-anak dengan IQ rendah 

b.      Terman meyakini bahwa kecerdasan itu adalah hal yang diwariskan 

c.       Seberapa besar kecerdasan itu ditentukan secara genetik dan seberapa banyak yang ditentukan secara lingkungan

3.      Leta Stetter Hollingworth

Ia menentang pendapat bahwa kejeniusan adalah hal yang diwariskanHollingworth menentang asumsi zaman dahulu yang mengatalkan bahwa kemampuan intelektual perempuan lebih rendah dibanding laki-laki, apalagi saat mereka sedang menstruasi. Pada penelitian Hollingworth, dia menunjukkan bahwa wanita sama cerdas dan mampunya dengan pria, tidak peduli jam berapa saat itu.    

4.      Robert M. Yerkes

Ia menjelaskan hubungan antara tingkat gairah dengan kualitas kinerja. Hukum Yerkes-Dodson disebut juga hipotesis U-terbalik yang menunjukkan bahwa jika ada tingkat gairah yang optimal (misalnya, motivasi, kecemasan) untuk tugas tugas di mana tingkat gairah yang memfasilitasi pemecahan masalah, tetapi jika stres atau kecemasan terlalu tinggi atau terlalu rendah, orang tersebut tidak akan memproses isyarat penting dan relevan atau mengabaikannya dan pembelajaran serta kinerja yang optimal akan gagal terjadi.

Hukum Yerkes-Dodson Dengan demikian, hukum Yerkes-Dodson menyatakan bahwa peningkatan tekanan akan meningkatkan kinerja, hingga pada suatu titik, apabila melebihi kemampuannya, akan mengurangi kinerja. Hukum tersebut juga menyatakan bahwa kompleksitas tugas yang akan dilakukan mungkin perlu dievaluasi terlebih dahulu, di mana tingkat motivasi seharunya lebih optimal untuk tugas yang sederhana dibandingkan tugas yang kompleks.

·         Kerusakan dari Intelijen Nasional

Terjadinya kemerosotan kecerdasan bangsa yang disebabkan oleh imigrasi dan fakta bahwa individu yang lebih rendah secara intelektual daripada secara reproduksi. Herrnstein dan Murray menyusun buku yang menjelaskan tentang kecerdasan dan ada tiga poin penting di dalamnya, yaitu; 

1. Ada faktor dari kemampuan kognitif yang membedakan manusia. 

2Tes IQ adalah tes yang paling akurat. 

3. Tes IQ yang benar, tidak menunjukkan bias terhadap kelompok sosial, etnis, ras, dan lainnya. 

4Kemampuan kognitif dapat diwariskan paling banyak 40%. 





 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perspektif Biologi

Seksualitas dan Gender

Perkenalan Psikologi