Kelainan Psikologis

Nama                     : Multi Lativa Putri

NIM                       : 2210321012

Dosen Pengampu   :

  • Dwi Puspasari, M.Psi., Psikolog
  • Mafaza, S.Psi., M.Sc
  • Liliyana Sari, S.Psi., M.Sc
KELAINAN PSIKOLOGIS

Abnormality

1. Changing conceptions of abnormality
Studi yang membahas perilaku abnormal dan disfungsi secara psikologis disebut sebagai psychopathology.
a. A very brief history of psychological disorders

Sejak 3000 SM, salah satu pengobatan atau penyembuhan yang dilakukan untuk mereka yang dianggap memiliki gangguan adalah dengan melubangi tengkorak manusia ketika mereka masih hidup untuk mengurangi tekanan cairan pada otak serta pada zaman dahulu kebanyakan alasan dilakukan hal ini adalah pelepasan roh jahat.

Namun Hippocrates menentang hal tersebut dan menjelaskan bahwa penyakit pada tubuh dan pikiran itu sendiri merupakan akibat dari ketidakseimbangan cairan vital tubuh. Hal ini belum dapat dibuktikan kebenarannya tetapi menjadi pintu untuk menjelaskan pemikiran atau perilaku abnormal karena proses biologis.

Sementara itu, pada abad pertengahan terdapatnya kepercayaan bahwa penyebab kelainan adalah kerasukan roh. Selama di abad tersebut, penyembuhan dilakukan dengan percaya pada ilmu sihir dan orang yang mengalami gangguan disebut sebagai penyihir dan dihukum mati. Untuk saat ini, gangguan psikologis sendiri sudah dilihat secara medis dimana dapat diagnosis berdasarkan gejala.

b. How can we define what is abnormal?
  • Statistical or social norm deviance : pada dasarnya perilaku yang dianggap normal memiliki frekuensi lebih besar sementara perilaku tidak normal akan memiliki frekuensi kecil atau jarang ditemukan atau perilaku tidak normal bersifat menyimpang dari norma-norma sosial yang ada. Akan tetapi tidak semua penyimpangan norma sosial disebut sebagai abnormal melainkan harus sesuai konteks situasional (pengaturan terhadap sosial atau lingkungan dari perilaku seseorang) yang ada.
  • Subjective discomfort : salah satu tanda abnormality adalah ketika seseorang mengalami ketidaknyamanan subjektif (subjective discomfort) atau tekanan emosional yang dialami seseorang ketika mengalami perilaku atau proses berpikir tertentu. Namun tidak semua pikiran dan perilaku yang abnormal menimbulkan ketidaknyamanan subjektif.
  • Inability to function normally : pikiran dan perilaku yang melarang seseorang untuk menyesuaikan diri dengan sosial atau berfungsi secara normal juga dapat disebut sebagai abnormal. Salah satu sebutan akan hal itu adalah maladaptive yaitu seseorang merasa sulit untuk beradaptasi terhadap tuntutan kehidupan sehari-hari.
  • A working definition of abnormality : kriteria yang dapat digunakan untuk mendiagnosis abnormality berdasarkan psychological disorder atau berbagai perilaku atau fungsi psikologi yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stress secara signifikan dan dapat menyakiti sekitarnya sebagai berikut:
    • Apakah cara berpikir dan perilaku terlihat tidak seperti biasanya?
    • Apakah cara berpikir dan perilaku menyimpang dari norma sosial?
    • Apakahan perilaku atau fungsi psikologi membuat seseorang mengalami ketidaknyamanan subjektif secara signifikan?
    • Apakah proses berpikir atau perilaku maladaptive atau menghasilkan ketidakmampuan fungsi?
    • Apakah proses berpikir dan perilaku menyebabkan seseorang berbahaya terhadap diri sendiri ataupun orang lain?
2. Models of abnormality
a. The biological model: medical causes for psychological disorders
Model ini bertujuan untuk menjelaskan kelainan psikologis secara biologis atau medis. Model ini menjelaskan bahwa beberapa kelainan dapat disebabkan karena kegagalan neurotransmitter sistem, masalah gen, kerusakan fungsi otak, dan lainnya.

b. The psychological models
  • Psychodynamic view : hiding problems. Berdasarkan penjelasan Freud dan pengikutnya, kelainan pada pikiran perilaku diakibatkan dari tekanan pikiran, ingatan, dan kekhawatiran yang mengamcam seseorang di alam bawah sadar. Hal ini menyebabkan kelainan fungsi terus berkembang sebagai cara untuk menjaga agar pikiran tetap tertekan.
  • Behaviourism : learning problems. Sementara itu, menurut para behaviourist, perilaku tidak normal atau kelainan juga menjadi bagian dari pembelajaran sebagaimana perilaku normal.
  • Cognitive perspective : thinking problems. Di sisi lain, menurut cognitive psychologist, fungsi maladaptive dianggap sebagai hasil dari pola pikiran yang tidak logis.
c. The sociocultural perspective
Pada perseptif ini, kata abnormal didefinisikan sebagai produk dari pembentukan perilaku akibat pengaruh keluarga, kelompok sosial, dan budaya dimana mereka berada. Oleh sebab itu dibutuhkan pertimbangan terhadap karakteristik unik dari budaya atau dikenal sebagai cultural relativity. Secara umum konsep mengenai budaya dan pengaruhnya terhadap fungsi psikologis sudah dijelaskan melalui tiga konsep yaitu:
  • Cultural syndroms : serangkaian gejala atau karakteristik penderita yang berbeda
  • Cultural idioms of distress : mendeskripsikan penderitaan dalam konteks budaya tertentu
  • Cultural explanations or perceived cause : sumber atau penyebab dari gejala atau kelainan
d. Biopsychosocial perspective: all of the above

3. Diagnosing and classifying disorders
The DSM-5 : salah satu sumber untuk membantu psikolog dalam mendiagnosis kelainan psikologis disebut sebagai Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). DSM-5 mendeskripsikan 250 perbedaan kelainan psikologis dan masing-masing kelainan dideskripsikan berdasarkan gejala, perkembangan gangguan, dan kriteria khusus dalam diagnosis kelainan tersebut.

How common are psychological disorders?



Disorders of Anxiety, Trauma, and Stress
1. Anxiety Disorders
Anxiety disorders sendiri didefinisikan sebagai kelainan dimana memiliki gejala kecemasan yang berlebihan atau tidak realistis. Kecemasan memiliki bentuk yang spesifik seperti ketakutan akan objek, dan lain-lain.
a. Phobic disorders: when fears get out of hand
Salah satu kelainan kecemasan yang sepsifik adalah phobia yaitu ketakutan irasional terhadap sesuatu.
  • Social anxiety disorder : ketakutan untuk berinteraksi terhadap orang lain atau berada dalam situasi sosial. Salah satu jenis dari phobia sosial adalah ketakutan untuk berbicara di depan public dan ketakutan berada di ruangan public.
  • Specific phobias : ketakutan irasional terhadap beberapa objel atau spesifik situasi seperti ketakutan akan anjing, ketakutan menjadi kecil, diruangan tertutup atau sempit (claustrophobia), dll.
  • Agoraphobia : ketakutan akan dua atau lima kemungkinan situasi. Pada dasarnya seseorang dengan agoraphobia tidak dapat menghindari sumber ketakutan mereka.
b. Panic disorders
Panic attack adalah panik ekstrim yang datang secara mendadak dengan beberapa gejala fisik seperti detak jantung, pola pernapasa, dan lain-lain. Secara psikologis, seseorang yang memiliki panic attack merasa diteror, berpikir ini itu, dan lain-lain. Pada dasarnya, serangan tersebut datang tanpa peringatan dan datang secara tiba-tiba. Hingga akhirnya serangan panik yang terjadi lebih dari sekali atau berulang kali dan menyebabkan kecemasan atau perubahan perilaku maka dapat disebut sebagai panic disorder.

c. Generalized anxiety disorder



2. Other disorders related to anxiety
  • Obsessive-complusive disorder : pikiran yang mengganggu dan terjadi berulang kali serta diikuti oleh beberapa perilaku yang berulang.
  • Acute stress disorder (ASD) and Posttraumatic stress disorder (PTSD) : ASD merupakan gangguan akibat paparan stressor utama dengan gejala kecemasan, disosiasi, mimpi buruk berulang, gangguan tidur, masalah konsentrasi dan lain-lain dengan waktu sepanjang sebulan. Sementara PTSD adalah gangguan akibat paparan stressor utama dengan gejala kecemasan, disosiasi, mimpi buruk berulang, gangguan tidur, masalah konsentrasi dan lain-lain dengan waktu lebih dari satu bulan atau tidak terjadi sampai enam bulan atau setelah kejadian traumatic.
3. Causes of anxiety, trauma, and stress disorders
  • Behavioural and cognitive factors: behaviourist percaya bahwa perilaku cemas berasal dari pembelajaran. Sementara cognitive psychologist percata bahwa kelainan kecemasan merupakan hasil dari pikiran yang tidak logis dan irasional, salah satu cara untuk melihat pikiran seseorang yang irasional melalui magnification yaitu kecenderungan untuk menginterpret situasi sebagai sesuatu yang sangat berbahaya, menyakitkan, dan penting dari pada aslinya. Psikolog juga melihat keterkaitannya dengan all or nothing thinking yaitu seseorang yang percaya bahwa penampilan mereka harus perfect jika tidak maka dianggap gagal.
  • Biologival factors
  • Cultural variations
Dissociative Disorders: Altered Identities
1. Types of Dissociative Disorders
Dissociative disorders merupakan kerusakan atau disosiasi pada kesadaran, memori, dan identitas seseorang.
  • Dissociative amnesia : individu tidak dapat mengingat informasi personal seperti nama mereka atau kejadian spesifik dimana informasi mengandung episodic long-term memory. Individu menjadi bingung terhadap identitas mereka dan terkadang mengambil semua identitas baru di tempat baru. Dissociative amnesia dapat terjadi dengan atau tanpa adanya fugue yaitu pengambilan.
  • Dissociative identity disorder : kelainan yang terjadi ketika seseorang terlihat seperti memiliki dua atau lebih identitas dalam satu tubuh.
2. Causes of dissociative disorders
Psychodynamic teori melihat bahwa kelainan ini menjadi salah satu represi dari pikiran dan perilaku yang mengancam atau tidak dapat diterima sebagai mekanisme pertahanan. Menurut teori ini juga kehilangan ingatan atau terputusnya kesadaran seseorang dari peristiwa traumatis karena mengurangi rasa sakit emosional.

Sementara berdasarkan penjelasan cognitive dan behavioural, hal ini terjadi karena seseorang berusaha untuk menghindari pikiran akan pengalaman atau pemikiran terhadap suatu hal. Menghindari pikiran ini secara negative telah dikuatkan oleh reduksi akan kecemasan dan perasaan tidak senang.

Disorders of Mood : The Effect of Affect
Major depressive disorder and bipolar disorder
Mood disorder merupakan gangguan pada emosi atau afektif. Afektif sender digunakan untuk menjelaskan pengertian emosi atau mood.
  • Major depressive disorder : depresi berat yang datang tiba-tiba dan terlihat tidak memiliki penyebab eksternal. Seseorang dengan kelainan ini akan merasa depresi di setiap aktivitas, tidak ada hal yang menyenangkan, merasa capek, dan sebagainya. Beberapa dari mereka juga mengalami pikiran delusi bahkan halusinasi. Wanita memiliki kelainan ini lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini daoat dijelaskan melalui perbedaan gender seperti perbedaan struktur hormone dan perbedaan peran social.
  • Bipolar disorder : sering disebut sebagai gangguan unipolar karena hanya memiliki satu ujung atau kutub emosional, sementara bipolar disorder adalah periode suasana hati berkisar dari normal hingga manic atau rentang suasana hati normal yang diselingi dengan depresi berat dan hipomania.
Schizophrenia: Altered Reality
Schizophrenia merupakan gangguan dimana seseorang menderita gangguan berpikir, perilaku aneh, halusinasi, dan ketidakmampuan untuk membedakan antara fantasi dan kenyataan. Schizophrenia dikenal sebagai kelainan psychotic berkepanjangan (ketidakmampuan membedakan reality dan fantasy). Schizophrenia memiliki berbagai gejala dan salah satu yang paling umum adalah delusi (keyakinan yang salah yang dipegang seseorang dan cenderung untuk menolak bukti dari kesalahan mereka). Beberapa schizophrenia delusi seperti delusions of persecution yaitu seseorang percaya bahwa orang lain mencoba menyakitinya, delusions of reference yaitu seseorang percaya bahwa orang lain, karakteri di televisi, dan dibuku membicarakan mereka, delusions of influence yaitu seseorang percaya bahwa mereka dikontrol oleh usaha external, serta delusions of grandeur yaitu seseorang percaya bahwa mereka memiliki kekuatan super yang dapat menyelamatkan dunia.

Tidak hanya delusi, seseorang yang mengalami schizophrenia juga memiliki halusinasi (persepsi sensori yang salah seperti mereka mendengar suara yang sebenarnya tidak ada). Gangguan emosional juga menjadi salah satu kunci sebagai ciri dari mereka. Pada umumnya mereka akan menunjukkan emosi yang sedikit bahkan tidak ada emosi atau disebut sebagai flat effect. Perilaku seseorang juga dapat menjadi tidak teratur atau secara ekstrim dingin dan hal ini disebut sebagai catatonia. Cara lainnya dalam mendeskripsikan gejala schizophrenia yaitu positive symptoms dimana mencerminkan kelebihan atau distorsi fungsi normal seperti halusinasi dan delusi serta negative symptoms yaitu mencerminkan kekurangan fungsi normal seperti tidak focus.

Personality Disorders
Personality disorder merupakan gangguan dimana seseorang mengambil atau menerima perilaku yang persisten, kaku, dan maladaptive yang dapat mengganggu interaksi sosial yang normal.
  • Antisocial personality disorder : seseorang dengan kelainan ini cenderung menghindari society dan mungkin memiliki kebiasaan untuk melanggar aturan, berbohong, menggunakan orang lain, dan lain-lain.
  • Borderline personality disorder : seseorang dengan kelainan ini cenderung memiliki hubungan dengan orang lain yang intens dan relative tidak stabil. Mereka akan bersifat impulsive dan memiliki perasaan diri yang tidak stabil sehingga takut ditinggalkan.

Contoh aplikatif teori dalam kehidupan sehari - hari:
  1. Statistical or social norm deviance: ketika seseorang memilih untuk menggunakan pakaian dengan warna yang sangat mencolok dan berbeda dari dresscode yang sudah ditentukan membuatnya terlihat berbeda dari orang lain tetapi dia tidak peduli akan hal itu dan orang lain akan mengatakannya tidak normal. 
  2. Obsessive compulsive disorder: seseorang tidak dapat melihat sesuatu yang kotor dan setiap melihat sesuatu yang kotor bahkan noda sekecil apapun dia akan merasakan kecemasan yang luar biasa dan selalu merasa untuk segera membersihkannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkenalan Psikologi

Sensasi dan Persepsi

Learning